Metode penugasan pelayanan keperawatan

Metode Penugasan Pelayanan Keperawatan

Diposting pada 79 Hari Ini Pembaca Ke

Dalam memberikan pelayanan keperawatan, terdapat beberapa cara atau metode untuk meningkatkan profesionalitas.

Metode Fungsional (Functional Nursing)

Pengertian:
Metode fungsional adalah sistem penugasan keperawatan di mana tugas-tugas keperawatan terbagi berdasarkan fungsi atau jenis pekerjaan, bukan berdasarkan jumlah pasien. Setiap perawat atau tenaga keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu pada semua pasien di unit tersebut.


Ciri-Ciri Metode Fungsional:

  • Fokus pada tugas, bukan pada pasien.
  • Setiap perawat melakukan fungsi spesifik, seperti:
    • Pemberian obat
    • Perawatan luka
    • Pengukuran tanda vital
    • Dokumentasi
  • Cocok saat tenaga terbatas atau pasien sangat banyak.

Contoh Penerapan:

Di sebuah bangsal rawat inap dengan 20 pasien:

  • Perawat A: hanya bertugas memberikan obat.
  • Perawat B: hanya mengukur dan mencatat tanda-tanda vital.
  • Perawat C: hanya membantu kebersihan diri pasien.
  • Perawat D: hanya menangani dokumentasi dan administrasi.

Kelebihan Metode Fungsional:

  1. Efisiensi tinggi – tugas-tugas cepat dan spesifik.
  2. Mudah diterapkan – struktur tugas jelas dan mudah dipahami.
  3. Cocok untuk kondisi darurat – seperti saat pandemi atau bencana.
  4. Penggunaan tenaga non-profesional memungkinkan – beberapa tugas sederhana bisa terdelegasikan ke asisten perawat.

Kekurangan Metode Fungsional:

  1. Fragmentasi pelayanan – pasien tertangani oleh banyak orang, tidak ada satu perawat yang bertanggung jawab penuh.
  2. Hubungan perawat-pasien lemah – karena interaksi singkat dan tidak menyeluruh.
  3. Kurang memperhatikan kebutuhan emosional dan psikososial pasien.
  4. Risiko miskomunikasi antar petugas tinggi – bila koordinasi tidak berjalan baik.
  5. Menurunkan kepuasan kerja perawat – karena pekerjaan cenderung monoton dan terbatas.

Kapan Metode Ini Cocok Teraplikasikan?

  • Di rumah sakit besar dengan jumlah pasien tinggi.
  • Pada saat kekurangan tenaga perawat.
  • Situasi darurat atau pandemi.
  • Di unit dengan perawatan jangka pendek dan fokus prosedural (seperti ruang tindakan atau unit triase).

Metode Tim (Team Nursing)

Pengertian:
Metode Team Nursing adalah sistem penugasan pelayanan keperawatan di mana sekelompok perawat (tim) bertanggung jawab atas sekelompok pasien. Tim ini terpimpin oleh seorang perawat profesional (biasanya perawat terdaftar atau RN), yang mengoordinasikan tugas dan supervisi anggota tim lainnya.


Ciri-Ciri Metode Tim:

  • Terdiri dari tim perawat yang menangani kelompok pasien.
  • Tim biasanya terdiri dari:
    • Perawat profesional (RN) sebagai ketua tim
    • Perawat pelaksana (PN/PP)
    • Asisten perawat atau tenaga keperawatan lainnya
  • Ketua tim bertugas membagi tugas sesuai kompetensi masing-masing anggota.
  • Tugas diberikan berdasarkan kebutuhan pasien dan kemampuan perawat.

Contoh Penerapan:

Dalam sebuah bangsal dengan 20 pasien:

  • Dibentuk 2 tim, masing-masing bertanggung jawab atas 10 pasien.
  • Tiap tim terdiri dari:
    • 1 perawat ketua tim (RN)
    • 1 perawat pelaksana
    • 1 asisten perawat
  • Ketua tim membagi tugas harian, misalnya:
    • Satu anggota bertugas melakukan observasi vital.
    • Satu memberikan obat.
    • Satu membantu personal hygiene pasien.

Kelebihan Metode Tim:

  1. Asuhan lebih menyeluruh dan individual karena tanggung jawab dibagi berdasarkan pasien.
  2. Komunikasi dan kolaborasi tim meningkat.
  3. Pengembangan keterampilan staf melalui bimbingan ketua tim.
  4. Meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan jika tim bekerja dengan baik.
  5. Fleksibel – dapat disesuaikan dengan jumlah staf dan tingkat kompleksitas pasien.

Kekurangan Metode Tim:

  1. Ketergantungan pada ketua tim – jika pemimpin kurang kompeten, pelayanan bisa terganggu.
  2. Koordinasi yang buruk dapat menurunkan mutu pelayanan.
  3. Membutuhkan komunikasi efektif dan kerja sama antar anggota tim.
  4. Penjadwalan dan perencanaan lebih kompleks dibanding metode lain.

Kapan Metode Ini Cocok Digunakan?

  • Di rumah sakit umum dengan jumlah pasien sedang hingga banyak.
  • Di unit rawat inap yang memerlukan kerja sama tim, seperti ruang bedah atau medis.
  • Ketika tersedia staf dengan tingkat kompetensi yang beragam.

Perbandingan Sederhana:

AspekTeam NursingFunctional Nursing
FokusKelompok pasienTugas spesifik
KoordinasiMelalui ketua timMelalui pembagian fungsi
Kelebihan utamaAsuhan holistikEfisiensi kerja
Kelemahan utamaBergantung pada ketua timFragmentasi pelayanan

Metode Kasus (Case Method/Total Patient Care)

Pengertian:
Metode Kasus atau Total Patient Care adalah sistem penugasan pelayanan keperawatan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh atas asuhan keperawatan seluruh kebutuhan pasien selama shift kerjanya. Perawat ini memberikan asuhan secara langsung tanpa membagi tugas ke orang lain, dari awal hingga akhir shift.


Ciri-Ciri Metode Kasus:

  • Satu perawat merawat seluruh aspek kebutuhan pasien, seperti:
    • Pengkajian
    • Perencanaan
    • Intervensi
    • Evaluasi
  • Perawat bertanggung jawab atas 1 atau beberapa pasien saja, tergantung kondisi pasien dan kapasitas staf.
  • Hubungan perawat-pasien lebih erat dan personal.
  • Asuhan bersifat holistik dan berorientasi pada pasien.

Contoh Penerapan:

Di bangsal dengan 10 pasien dan 5 perawat pada shift pagi:

  • Tiap perawat menangani 2 pasien secara komprehensif.
  • Perawat bertanggung jawab untuk:
    • Memberi obat
    • Melakukan perawatan luka
    • Mengobservasi dan mencatat tanda vital
    • Melakukan komunikasi terapeutik
    • Dokumentasi dan pelaporan perkembangan pasien

Kelebihan Metode Kasus:

  1. Asuhan keperawatan holistik dan individual.
  2. Kontinuitas dan konsistensi dalam perawatan pasien lebih terjamin selama satu shift.
  3. Hubungan terapeutik perawat-pasien lebih kuat, karena ada interaksi intensif.
  4. Perawat lebih bertanggung jawab dan mandiri dalam memberikan asuhan.

Kekurangan Metode Kasus:

  1. Membutuhkan perawat dengan keterampilan tinggi dan berpengalaman.
  2. Boros sumber daya – tidak efisien jika jumlah pasien sangat banyak.
  3. Bila perawat tidak hadir, transisi asuhan bisa terganggu.
  4. Kurang cocok jika tenaga keperawatan terbatas atau tidak merata kompetensinya.

Kapan Metode Ini Cocok Digunakan?

  • Di unit intensif (ICU/NICU), di mana pasien butuh perhatian khusus.
  • Di ruang isolasi atau perawatan pasien dengan kebutuhan tinggi.
  • Dalam perawatan rumah (home care).
  • Saat jumlah pasien tidak terlalu banyak, dan tenaga keperawatan cukup.

Perbandingan Singkat:

AspekMetode KasusMetode Tim
FokusPasienKelompok pasien
Tanggung jawabIndividual per pasienDibagi dalam tim
KontinuitasTinggiTergantung koordinasi tim
Kelebihan utamaHolistik, personalKolaboratif dan fleksibel
Kelemahan utamaButuh banyak tenaga profesionalBergantung pada ketua tim

Metode Primary Nursing

Pengertian:
Metode Primary Nursing adalah sistem pelayanan keperawatan di mana satu perawat profesional (primary nurse) bertanggung jawab secara penuh dan berkelanjutan terhadap asuhan keperawatan satu atau beberapa pasien selama masa perawatan mereka di unit tersebut, bukan hanya per shift. Perawat ini merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan, serta melakukan koordinasi dengan tim lain.


Ciri-Ciri Metode Primary Nursing:

  • Satu perawat profesional bertanggung jawab dari awal hingga akhir perawatan pasien, bukan hanya saat shift tertentu.
  • Primary nurse membuat perencanaan asuhan keperawatan (care plan) dan memantau pelaksanaannya setiap hari.
  • Saat primary nurse tidak bertugas, asuhan dilanjutkan oleh associate nurse, tetapi tetap berdasarkan rencana perawatan yang dibuat oleh primary nurse.
  • Hubungan perawat-pasien bersifat terapeutik dan jangka panjang.

Contoh Penerapan:

  • Pasien A dirawat selama 5 hari di rumah sakit.
  • Perawat Siti ditetapkan sebagai primary nurse untuk Pasien A.
  • Siti bertanggung jawab menyusun rencana perawatan dan memantau pelaksanaannya meskipun tidak selalu berada di shift jaga.
  • Saat Siti tidak bertugas, perawat lain (associate nurse) menjalankan tugas sesuai instruksi dan rencana yang sudah dibuat oleh Siti.

Kelebihan Metode Primary Nursing:

  1. Kontinuitas asuhan tinggi – pasien ditangani oleh perawat yang sama selama dirawat.
  2. Asuhan sangat individual dan holistik, disesuaikan dengan kebutuhan khusus pasien.
  3. Hubungan perawat-pasien lebih erat, mendukung kesembuhan secara psikologis dan emosional.
  4. Meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kepuasan kerja bagi perawat.
  5. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap sistem pelayanan keperawatan.

Kekurangan Metode Primary Nursing:

  1. Membutuhkan perawat profesional dengan keterampilan klinis dan komunikasi yang baik.
  2. Koordinasi dan dokumentasi harus sangat rapi, agar associate nurse bisa mengikuti rencana dengan baik.
  3. Bisa menimbulkan kelelahan atau beban tanggung jawab berlebih pada primary nurse.
  4. Penjadwalan menjadi kompleks, karena perlu menjaga konsistensi perawat untuk pasien tertentu.

Kapan Metode Ini Cocok Digunakan?

  • Di rumah sakit dengan sistem perawatan jangka panjang.
  • Di unit perawatan intensif, perawatan paliatif, atau rehabilitasi.
  • Dalam program home care atau perawatan pasien dengan kondisi kronis.
  • Bila fasilitas memiliki jumlah perawat profesional yang cukup dan sistem pencatatan yang baik.

Perbandingan dengan Metode Lain:

AspekPrimary NursingCase MethodTeam Nursing
Penanggung jawab utamaPerawat tetap selama perawatanPerawat per shiftTim per shift
Kontinuitas asuhanSangat tinggiTerbatas pada satu shiftBervariasi
Fokus utamaPasien dan hubungan terapeutikKebutuhan pasien per shiftKolaborasi tim
Cocok untukPerawatan jangka panjangUnit akut, ICUBangsal dengan banyak pasien

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *