Apa itu Ereksi?
Ereksi adalah kondisi ketika penis dalam keadaan tegang, keras, dan membesar karena adanya peningkatan aliran darah ke penis. Timbulnya ereksi terpengaruhi oleh perubahan pada ketiga struktur anatomi utama penis, yaitu saraf, otot, dan pembuluh darah.
Ereksi pada penis paling sering terpicu oleh rangsangan seksual, baik itu melalui sentuhan, penglihatan, suara, ataupun fantasi. Saat penis mengalami ereksi dan seseorang mencapai orgasme, maka penis siap melakukan ejakulasi (pengeluaran sperma).
Berdasarkan sumber rangsangannya, ereksi terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya:
- Ereksi psikogenik: yakni yang terjadi karena ada rangsangan dari pendengaran, penglihatan, atau pikiran.
- Ereksi nokturnal: Ereksi yang terjadi saat seorang pria sedang tidur, atau sudah memasuki fase REM (rapid eye movement) di mana pada fase ini, sel locus coeruleus pada otak yang mengendalikan erection tidak aktif.
- Ereksi refleksogenik: Ereksi yang dipicu oleh rangsangan berupa sentuhan fisik secara langsung, misalnya saat berhubungan intim.
Proses Terjadinya Ereksi
Tentu kita akan bertanya, bagaimana proses terjadinya ereksi, hingga biasanya dalam kondisi disfungsi.
Organ Yang Berperan Penting
Proses ereksi melibatkan beberapa jaringan dan organ dalam tubuh pria yang bekerja sama untuk menciptakan dan mempertahankan ereksi. Berikut adalah penjelasan detail tentang jaringan dan organ yang terlibat:
- Corpora Cavernosa,
- Corpus Spongiosum,
- Pembuluh Darah,
- Saraf,
- Otot-otot Pubococcygeus (PC), dan
- Kelenjar Prekursor
Corpora Cavernosa
Deskripsi: Dua tabung jaringan erektil yang terletak di sisi atas kiri dan kanan penis atau superior.
- Fungsi:
- Peningkatan Aliran Darah: Selama rangsangan seksual, arteri yang membawa darah ke corpora cavernosa mengembang, meningkatkan aliran darah ke jaringan ini.
- Menahan Ereksi: yakni Jaringan erektil ini mengembang dan menekan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari penis, menjaga darah tetap berada di dalam penis untuk mempertahankan ereksi. Kondisi ini membuat penis semakin mengeras.
Corpus Spongiosum
Jaringan erektil yang terletak di bawah corpora cavernosa dan mengelilingi uretra.
- Fungsi:
- Menjaga Uretra Terbuka: Selama ereksi, corpus spongiosum mengembang, membantu menjaga uretra tetap terbuka untuk memungkinkan ejakulasi dan aliran urine. Dengan demikian, dalam fase tertentu seseorang yang mengalami ereksi bahkan melakukan hubungan, masih bisa buang air kecil atau BAB.
- Keseimbangan Tekanan: Mengurangi tekanan pada uretra sehingga ejakulasi tidak terhalang.
Pembuluh Darah
Termasuk arteri, vena, dan kapiler yang menyediakan dan mengalirkan darah ke dan dari penis.
- Fungsi:
- Arteri: Arteri utama yang membawa darah ke penis adalah arteri profunda dan arteri dorsal penis. Selama rangsangan seksual, arteri ini mengalirkan darah dan mambuat mengembang untuk meningkatkan suplai darah ke corpora cavernosa.
- Vena: Vena di penis mengalirkan darah keluar dari penis.
Selama ereksi, aliran darah dari vena berkurang karena corpora cavernosa yang membesar menekan vena, sehingga mempertahankan ereksi.
Saraf
- Deskripsi: Saraf yang mengontrol fungsi ereksi berasal dari sistem saraf pusat dan perifer.
- Fungsi:
- Saraf Spinal: Saraf ini menyampaikan sinyal dari otak ke penis. Sistem saraf parasimpatis merangsang pelepasan neurotransmitter yang menyebabkan pembuluh darah di penis mengembang.
- Saraf Pudendal: Menyediakan saraf sensorik dan motorik ke penis, berperan penting dalam sensasi dan pengaturan ereksi.
Otot-otot Pubococcygeus (PC)
- Deskripsi: Otot dasar panggul yang terletak di dasar pelvis. Yang terletak berdekatan dengan Muskulus Puborectalis. Sehingga mengendalikan muskulus ini juga ikut mengontrol Spinkter ani pada Anal.
- Fungsi:
- Kontrol Ereksi: Otot ini berperan dalam mengontrol dan mempertahankan ereksi dengan menekan pembuluh darah dan membantu mengontrol ejakulasi.
- Latihan Kegel: Latihan untuk memperkuat otot-otot ini dapat meningkatkan kontrol ereksi dan ejakulasi.
Kelenjar Prekursor
Deskripsi: Kelenjar kecil yang termasuk kelenjar bulbouretral (kelenjar Cowper) dan kelenjar prostat.
- Fungsi:
- Kelenjar Bulbouretral: Menghasilkan cairan pelumas yang membantu membersihkan uretra sebelum ejakulasi, mengurangi gesekan dan meningkatkan kenyamanan.
- Kelenjar Prostat: Menghasilkan cairan prostatik yang membantu menambah volume semen dan memberikan nutrisi untuk sperma.
Letak Kelenjar Bulbouretral
- Posisi: Kelenjar bulbouretral terletak di bagian bawah panggul, di sebelah sisi kanan dan kiri dari uretra. Mereka berada di belakang dan sedikit di bawah kelenjar prostat, dekat dengan otot dasar panggul.
- Lokasi Spesifik: Kelenjar ini terletak di sepanjang sisi bawah bagian awal uretra, dekat dengan bagian dasar penis dan area perineum (daerah antara anus dan genitalia eksternal).
Fungsi Kelenjar Bulbouretral
- Produksi Cairan Pre-Ejakulasi: Kelenjar bulbouretral mengeluarkan cairan yang biasa kita sebut “cairan pre-ejakulasi” atau “cairan Cowper.” Cairan ini berfungsi sebagai pelumas dan membantu membersihkan uretra dari sisa urin dan residu lainnya sebelum ejakulasi.
- Pelumasan: Cairan yang membantu mengurangi gesekan selama hubungan seksual, meningkatkan kenyamanan, dan memfasilitasi pergerakan sperma melalui uretra.
Proses Ereksi secara Umum
- Rangsangan Seksual: bermula dengan rangsangan fisik atau psikologis yang menyebabkan sinyal dari otak dikirim ke saraf di penis. Panca Indera memiliki peran penting dalam hal ini.
- Pelepasan Neurotransmitter: Saraf di penis melepaskan neurotransmitter seperti oksida nitrat yang menyebabkan pembuluh darah di corpora cavernosa mengembang.
- Peningkatan Aliran Darah: Aliran darah meningkat ke corpora cavernosa, menyebabkan penis menjadi keras dan membesar.
- Penahanan Ereksi: Corpora cavernosa mengembang dan menekan vena, mengurangi aliran darah keluar dan menjaga ereksi.
Pengaruh Oksida Nitrat terhadap Ereksi
- Pelepasan Oksida Nitrat:
- Stimulasi Seksual: Ketika seseorang mengalami rangsangan seksual, baik fisik maupun psikologis, sistem saraf parasimpatis mengaktifkan pelepasan oksida nitrat di area penis.
- Sumber: Oksida nitrat terproduks oleh sel-sel endotel di dinding pembuluh darah dan oleh sel-sel saraf di jaringan erektil penis.
- Relaksasi Otot dan Ekspansi Pembuluh Darah:
- Relaksasi Otot: Oksida nitrat menyebabkan relaksasi otot-otot polos di dinding pembuluh darah di corpora cavernosa, jaringan erektil di penis.
- Ekspansi Pembuluh Darah: Relaksasi otot polos ini menyebabkan pembuluh darah mengembang (vasodilatasi), yang meningkatkan aliran darah ke corpora cavernosa.
- Peningkatan Aliran Darah:
- Pengisian Jaringan Erektil: Dengan adanya peningkatan aliran darah, corpora cavernosa mengembang dan mengisi dengan darah, menyebabkan penis menjadi keras dan membesar.
- Tekanan pada Vena: Pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar dari penis (vena) tertekan oleh ekspansi corpora cavernosa, mengurangi aliran darah keluar dan membantu mempertahankan ereksi.
- Penahanan Ereksi:
- Pengaturan Tekanan: Oksida nitrat juga berperan dalam mengatur tekanan darah dalam jaringan erektil, menjaga ereksi tetap stabil dengan menahan darah di penis.
Mekanisme Kerja Oksida Nitrat
- Sintesis Oksida Nitrat: Oksida nitrat diproduksi dari L-arginine, asam amino yang ada dalam tubuh, melalui tindakan enzim nitric oxide synthase (NOS).
(Note: Arginine atau L-arginine adalah asam amino untuk pengobatan nyeri dada (angina), tekanan darah tinggi, preeklamsia, disfungsi ereksi, penyakit arteri perifer, peradangan saluran pencernaan pada bayi baru lahir, dan pemulihan luka setelah operasi) - Aktivasi Guanylate Cyclase: Oksida nitrat bekerja dengan mengaktifkan enzim guanylate cyclase di sel-sel otot polos, yang meningkatkan kadar cGMP (cyclic GMP):cyclic guanosine monophosphate di dalam sel.
- Relaksasi dan Vasodilatasi: Peningkatan cGMP menyebabkan relaksasi lebih lanjut otot polos dan vasodilatasi, yang pada gilirannya meningkatkan aliran darah ke penis.
Kaitan dengan Pengobatan Disfungsi Ereksi
- Inhibitor PDE5: Obat-obatan untuk disfungsi ereksi, seperti sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), dan vardenafil (Levitra), bekerja dengan menghambat enzim phosphodiesterase type 5 (PDE5). Enzim ini merusak cGMP, sehingga dengan menghambat PDE5, obat-obatan ini meningkatkan kadar cGMP dan memperpanjang efek oksida nitrat, membantu mempertahankan ereksi.
Apa itu Ejakulasi?
Proses ejakulasi melibatkan berbagai otot dan hormon yang bekerja secara terkoordinasi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang bagaimana proses ini berlangsung serta peran otot dan hormon di dalamnya:
Proses Ejakulasi
- Rangsangan Seksual dan Arousal (Kebangkitan Seksual)
- Rangsangan: Dimulai dengan rangsangan seksual yang dapat berupa rangsangan fisik, visual, atau psikologis.
- Respon Seksual: Rangsangan ini meningkatkan aktivitas di otak dan sistem saraf pusat, yang mengirimkan sinyal ke sistem saraf tepi untuk mempersiapkan tubuh terhadap ejakulasi.
- Tahap Emisi
- Peran Otot: Selama tahap ini, otot-otot di sekitar kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan saluran ejakulasi berkontraksi untuk menggerakkan sperma dari testis dan kelenjar accessory ke dalam uretra.
- Hormon: Hormon seperti testosteron dan hormon pelepas gonadotropin (GnRH) berperan dalam memproduksi sperma dan mengatur fungsi seksual.
- Tahap Ekspulsi
- Peran Otot: Otot-otot di sekitar panggul, termasuk otot-otot pubococcygeus (PC) dan otot-otot di sekitar uretra, berkontraksi secara ritmis. Kontraksi ini mengalirkan sperma keluar dari uretra dan melalui penis.
- Hormon: Pada tahap ini, hormon yang terlibat lebih terkait dengan regulasi neurokimia, seperti dopamin dan serotonin, yang mempengaruhi sensasi orgasme.
- Fase Resolusi
- Peran Otot: Otot-otot yang terlibat dalam ereksi, seperti otot-otot yang mengatur aliran darah ke penis, mulai berelaksasi. Ini mengakibatkan penurunan ereksi dan kembali ke kondisi normal.
- Hormon: Hormon seperti oksitosin, yang terlibat dalam proses orgasme dan ikatan emosional, dapat mempengaruhi bagaimana tubuh kembali ke keadaan istirahat.
Peran Otot dalam Ejakulasi
- Otot-otot Internal: Otot-otot di sekitar prostat, vesikula seminalis, dan saluran ejakulasi berkontraksi untuk memindahkan sperma ke uretra.
- Otot-otot Eksternal: Otot-otot pubococcygeus (PC) dan otot-otot di sekitar panggul berkontraksi secara ritmis selama ejakulasi untuk memaksa sperma keluar dari uretra.
Peran Hormon dalam Ejakulasi
- Testosteron: Hormon utama yang mempengaruhi libido, produksi sperma, dan fungsi seksual secara umum.
- GnRH (Gonadotropin-Releasing Hormone): Hormon yang memicu produksi hormon lain yang mengatur fungsi testis.
- Dopamin dan Serotonin: Neurotransmiter yang mempengaruhi gairah seksual dan orgasme. Keseimbangan antara keduanya dapat mempengaruhi pengalaman seksual dan ejakulasi.
- Oksitosin: Dikenal sebagai “hormon cinta,” berperan dalam meningkatkan ikatan emosional dan juga terlibat dalam orgasme.
Demikian pembahasan mengenai proses terjadinya erection hingga ejakulasi pada pria.