PENGANTAR ANDRAGOGY

Diposting pada 8 Hari Ini Pembaca Ke

Pencarian Identitas adalah hal penting bagi setiap orang, ANDRAGOGY memahami konsep pembelajaran tersebut yang terkenal dengan Adult Learning Conseps.

Oleh Abdul Haris Bahar (Founder HAERES VOX)

Sesuai teori Erik Erikson, remaja pada tahap ini berada dalam krisis “Identitas vs Kebingungan Peran.” Mereka mencari tahu siapa diri mereka, nilai-nilai yang mereka anut, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh masyarakat.

Berdasarkan Kemenkes RI, usia remaja didefinisikan dalam rentang 10–18 tahun, sejalan dengan definisi global yang digunakan untuk program kesehatan remaja.

Andragogy, simfoni waktu yang berbicara,
Di mana akal dan hati saling bersua.
Dari jejak pengalaman terukir makna,
Belajar jadi ziarah menuju cahaya.

Definisi Andragogy Menurut Para Pakar

  1. Malcolm Knowles (1980)

Andragogy adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar. Knowles menekankan bahwa pembelajaran orang dewasa berpusat pada kebutuhan, pengalaman, dan otonomi mereka sebagai pembelajar.

  1. Tough (1971)
    Andragogy adalah proses di mana orang dewasa memilih untuk mempelajari sesuatu berdasarkan tujuan dan kebutuhan hidup mereka. Fokusnya adalah pada pembelajaran yang terarah dan relevan.
  2. Davenport dan Davenport (1985)
    Andragogy adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada asumsi bahwa orang dewasa memiliki kemampuan untuk belajar secara mandiri dan ingin belajar sesuatu yang dapat segera diaplikasikan.
  3. Jarvis (1985)
    Andragogy adalah pembelajaran berbasis pengalaman yang memungkinkan orang dewasa untuk merefleksikan kehidupan mereka, membangun pengetahuan, dan mengembangkan kompetensi baru.

Prinsip-Prinsip Dasar Andragogy (Menurut Malcolm Knowles)

  1. Kebutuhan untuk Mengetahui (Need to Know)
    Orang dewasa harus memahami alasan belajar sebelum memulai. Mereka lebih terlibat jika mereka memahami “mengapa” di balik setiap pelajaran.
  2. Konsep Diri (Self-Concept)
    Orang dewasa memandang diri mereka sebagai individu yang mandiri. Oleh karena itu, mereka ingin terlibat dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran.
  3. Pengalaman Sebagai Sumber Belajar (Role of Experience)
    Pengalaman hidup adalah aset penting dalam pembelajaran orang dewasa. Strategi seperti diskusi kelompok, studi kasus, dan refleksi sangat efektif.
  4. Kesiapan untuk Belajar (Readiness to Learn)
    Orang dewasa cenderung lebih siap untuk belajar jika pembelajaran relevan dengan peran mereka saat ini, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
  5. Orientasi pada Masalah (Problem-Centered Orientation)
    Pembelajaran orang dewasa berfokus pada penyelesaian masalah dan penerapan praktis dibandingkan dengan teori atau materi yang abstrak.
  6. Motivasi Internal (Intrinsic Motivation)
    Meskipun faktor eksternal dapat memotivasi pembelajaran, motivasi internal seperti pengembangan diri dan pencapaian tujuan pribadi biasanya lebih dominan.

Contoh Penerapan Prinsip-Prinsip Andragogy

  • Kebutuhan untuk Mengetahui: Sebelum pelatihan, fasilitator menjelaskan manfaat dan aplikasi pelajaran dalam pekerjaan peserta.
  • Konsep Diri: Peserta diberikan kebebasan untuk memilih topik yang relevan bagi mereka.
  • Pengalaman Sebagai Sumber: Menggunakan studi kasus yang berdasarkan pengalaman peserta.
  • Kesiapan untuk Belajar: Materi pelatihan dirancang untuk menyelesaikan tantangan spesifik yang dihadapi peserta.
  • Orientasi pada Masalah: Menggunakan simulasi atau latihan yang langsung berkaitan dengan permasalahan nyata.
  • Motivasi Internal: Menyediakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan diri.

Pendekatan ini memastikan bahwa pembelajaran relevan, bermakna, dan aplikatif bagi peserta dewasa.

PERBEDAAN ANTARA ANDRAGOGY DAN PEDAGOGI

Berikut adalah perbedaan utama antara andragogy (pembelajaran orang dewasa) dan pedagogi (pembelajaran anak-anak), berdasarkan pandangan para pakar, khususnya Malcolm Knowles yang mengembangkan teori andragogy:


1. Fokus Utama

  • Andragogy:
    Pembelajaran berpusat pada proses, menekankan partisipasi aktif pembelajar dewasa dalam menentukan tujuan dan metode belajar.
    (Knowles, 1980)
  • Pedagogi:
    Pembelajaran berpusat pada konten, dengan instruktur sebagai pusat kendali, menentukan apa yang diajarkan dan bagaimana cara mengajarkannya.
    (Tough, 1971)

2. Konsep Diri

  • Andragogy:
    Orang dewasa adalah pembelajar mandiri yang ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan tentang proses belajar mereka.
    (Knowles, 1984)
  • Pedagogi:
    Anak-anak lebih bergantung pada guru atau instruktur untuk memandu pembelajaran.

3. Pengalaman Sebagai Sumber Belajar

  • Andragogy:
    Pengalaman hidup pembelajar dianggap aset utama yang dipakai untuk memahami materi baru. Pembelajaran sering berbasis diskusi, refleksi, dan kolaborasi.
    (Brookfield, 1995)
  • Pedagogi:
    Pengalaman anak-anak terbatas, sehingga pembelajaran lebih banyak bergantung pada pengetahuan guru atau instruktur.

4. Kesiapan untuk Belajar

  • Andragogy:
    Orang dewasa lebih siap belajar jika materi berhubungan langsung dengan tantangan atau peran mereka dalam kehidupan.
    (Tough, 1979)
  • Pedagogi:
    Anak-anak belajar sesuai kurikulum terstruktur, terlepas dari kebutuhan langsung mereka dalam kehidupan sehari-hari.

5. Motivasi

  • Andragogy:
    Pembelajar dewasa lebih terdorong oleh motivasi internal seperti keinginan untuk berkembang, memperoleh keterampilan baru, atau menyelesaikan masalah.
    (Knowles, 1980)
  • Pedagogi:
    Motivasi anak-anak sering kali didorong oleh faktor eksternal seperti penghargaan, hukuman, atau dorongan orang tua dan guru.

6. Pendekatan Pembelajaran

  • Andragogy:
    Pendekatan berbasis masalah (problem-centered) dengan fokus pada aplikasi praktis di dunia nyata.
  • Pedagogi:
    Pendekatan berbasis subjek (subject-centered) dengan fokus pada penguasaan teori atau konsep.

Perbedaan utama ini menunjukkan bahwa pembelajaran untuk orang dewasa membutuhkan pendekatan yang lebih fleksibel, relevan, dan melibatkan pengalaman pembelajar, sementara pembelajaran untuk anak-anak lebih terstruktur dan bergantung pada arahan instruktur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *