Menghadirkan Diri
Menghadirkan Diri Respon dan Tindakan

Menghadirkan Diri Secara Terapeutik, Dimensi Respon dan Tindakan

Diposting pada 174 Hari Ini Pembaca Ke

Menghadirkan diri secara terapeutik, Dimensi respon dan tindakan, Berikut ini adalah simulasi untuk tujuan mata kuliah ini.

Menghadirkan DIri

Adapun Menghadirkan diri secara terapeutik yakni kita kaitkan dengan respon dan tindakan. Ketika pembelajaran sebelumnya kita telah tuntas pada Self Awareness, maka pada pertemuan ini, kita akan mempraktikkan bagaimana makna Self Awareness yang sesungguhnya.

Tugas ini merupakan tugas kelompok, akan tetapi penilaian secara individual, tentang kontribusi selama pembuatan Video simulasi ini.

Piliha 5 orang perkelompok anda, dengan peran sebagai berikut:

  1. Perawat A
  2. Perawat B atau Keluarga Klien
  3. Perawat C atau Keluarga Klien
  4. Pasien Tidak Kolabratif
  5. Pasien Terserah Pilihannya

Tugas anda:

  1. Pilih 1 sebagai leader
  2. Diskusikan 2 jenis skenario:
    a) Percakapan dengan Klien tidak kolaboratif,
    b) Pasien “terserah pilihan anda”.
  3. Buat skenarionya saat pasien, milsanya:
    a. Baru datang bersama keluarganya dan terjadi wawancara dalam proses pengkajian pasien. Buat Pengkajian singkat.
    b. Pasien Rawat Inap
  4. Begitupun juga dengan pasien kedua yang anda tentukan karakternya. Rancang model komunikasinya.
  5. Leader Kelompok anda memperkenalkan diri dan nama anggota kelompoknya, serta menyampaikan skenario komunikasi terapeutik.
  6. Yang harus tampak sebagai inti dalam video tersebut adalah Dimensi Respon dan Dimensi Tindakan. Yakni, komunikasi yang terjadi adalah kedua unsur dimensi tersebut. Adapun urutan dimensi boleh tidak berurutan.
  7. Buat dalam sebuah Video yang memiliki tampilan design yang baik. Dengan durasi Minimal 5 menit dan maksimal 10 menit untuk masing-masing video.
  8. Kirimkan ke Abdulharisbaharuddin@gmail.com buat skenario semenarik mungkin setelah penjelasan ini.

Dimensi Respon

  1. Empati: Menyampaikan pemahaman dan perasaan yang mendalam terhadap pengalaman klien. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat.
  2. Ketulusan dan Keterbukaan: Bersikap autentik dan transparan dalam interaksi, sehingga klien merasa terterima apa adanya.
  3. Perhatian Penuh: Mendengarkan secara aktif, tanpa terganggu oleh hal lain, untuk menunjukkan bahwa klien benar-benar mendapatkan perhatian.
  4. Refleksi: Mengulangi atau menyimpulkan pernyataan klien untuk membantu mereka mengidentifikasi perasaan dan pikiran yang mungkin tidak mereka sadari.
  5. Validasi: Mengakui dan menghargai perasaan klien, menjadikan mereka merasa bahwa pengalaman mereka adalah valid dan penting.

Dimensi Tindakan

Yang harus dilakukan oleh kelompok anda untuk mendukung skenario komunikasi terapeutik anda adalah:

  1. Menciptakan Ruang Aman: Menyediakan lingkungan yang nyaman dan mendukung, di mana klien merasa bebas untuk berbagi tanpa takut dihakimi.
  2. Pendekatan Individual: Menyesuaikan metode dan teknik terapi sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik unik klien.
  3. Menggunakan Bahasa Tubuh Positif: Menunjukkan dukungan melalui kontak mata, sikap terbuka, dan ekspresi wajah yang ramah.
  4. Mengajukan Pertanyaan Terbuka: Mendorong klien untuk mengeksplorasi pikiran dan perasaan mereka lebih dalam dengan pertanyaan yang tidak menuntut jawaban ya atau tidak.
  5. Memberikan Dukungan Emosional: Menawarkan dukungan konkret, baik secara emosional maupun praktis, untuk membantu klien mengatasi tantangan yang dihadapi.

Contoh:

Saya mau membuat skenario komunikasi terapeutik pasien dengan fraktur femur dextra 1/3 proximal. Pasien dalam video ini adalah Tn R, dengan keluarganya Tn D dan Ny S. Sementara saya sendiri sebagai perawat atas nama Dian.

Tn R telah dirawat selama seminggu di RS ini, dan saat ini sedang diruang perawatan Bedah. Pagi ini pasien mengeluh klien Tn R kesakitan atas fraktur tersebut, sehingga nada bicaranya kurang jelas. Tn D sangat kolaboratif, tapi Ny S tidak menujukkan sikap ramah dalam menjawab?

Untuk hal tersebut, kesakitan terjadi karena keterlambatan dalam pemberian obat.
“Selamat siang Tn R, saya akan menginjeksi untuk anti nyeri pagi ini” – KETULUSAN. (Tulis dibawah Video)

Saat pemberian tindakan tersebut, keluarga klien melakukan komplain karena Tn R sebelumnya telah kesakitan. Ny S berkata

“Saya masuk ke Rumah Sakit ini tidak gratis, dan ini ruangan setahu saya adalah kelas VVIP, tapi kenapa pelayanannya seperti ini?”

Dalam posisi seperti ini maka perawat harus bertindak seperti apa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *