Konsep Diri adalah hal penting yang harus dikenali oleh komunikator dan komunikan untuk menciptakan keselarasan komunikasi.
Materi ini adalah bagian dari materi kuliah Komunikasi Keperawatan sebagai pengembangan RPS dan desain perkuliahan.
Oleh: Ns Abdul Haris., S.Kep., M.Kep
Adapun yang akan menjadi pembahasan materi ini adalah:
- Pengertian konsep diri
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri
- Jenis-jenis konsep diri
- Komponen komponen konsep diri
- Teori konsep diri Johary Window
Mengenal Konsep Diri
Apa itu self consept? Hal ini penting sebagai dasar dalam melakukan aktifitas dan visi hidup. Bagi anda yang saat ini sebagai mahasiswa dengan usia sekira 17 tahun keatas. Merupakan masa yang paling penting untuk mengenali siapa diri anda yang sesungguhnya.
Sebab dengan demikian, kamu akan mengenali potensi yang kamu miliki, kekurangan kamu dan cara untuk menutupinya.
Pengertian Self Consept
Sebelumnya kita akan mengenali beberapa definisi dari berbagai pakar. Dari berbagai sumber, Gramedia, berikut ini pengertian konsep diri, yakni:
Robert Bruce Burns
Robert Bruce Burns berpendapat bahwa self concept adalah relasi antara sikap dan keyakinan mengenai pribadi individu itu sendiri.
Budi Anna Keliat
Budi Anna Keliat mengatakan bahwa self concept atau konsep diri adalah cara pandang pada individu dalam memandang pribadinya, baik secara utuh, fisikal, intelektual, emosional, spiritual, maupun sosial.
Patricia Potter Anne Perry
Potter and Perry memandang bahwa self concept atau konsep diri adalah gambaran subjektif dari diri individu dan perpaduan yang kompleks, mulai dari perasaan, persepsi sadar dan bawah sadar, hingga sikap. Self concept atau konsep diri memberi individu kerangka rujukan yang memengaruhi self management akan situasi dan hubungan individu dengan orang lain.
Cawagas
Cawagas memberikan pendapat bahwa self concept adalah suatu cara pandangan secara menyeluruh seorang individu terhadap dimensi fisik dirinya sendiri, karakteristik yang dipunyai, aspek motivasi atau dorongan, kelemahan, kepandaiannya, dan celah kegagalan dirinya.
Clara R. Pudjijogyanti (1995)
Menurut Pudjijogyanti, dirinya menganggap bahwa self concept adalah salah satu faktor penentu tingkah laku individu, seperti apakah akan baik atau buruk. Perilaku negatif seorang individu merupakan hasil dari adanya gangguan dalam upaya pencapaian harga diri (self esteem).
Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen
Stuart dan Sundeen mengungkapkan bahwa self concept atau konsep diri adalah segala pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang diketahui individu terhadap dirinya sendiri dan memengaruhi hubungan dirinya dengan individu lain.
Rochmad Natawidjaya
Rochman Natawidjaya mengemukakan pengertian dari self concept atau konsep diri adalah tanggapan individu terhadap dirinya sendiri, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiatnya, harga diri, dan hubungan individu tersebut dengan orang lain.
Willian D. Brooks
William D. Brooks mengatakan bahwa self concept atau konsep diri adalah perspektif terkait totalitas psikis, fisik, dan sosial terhadap diri sendiri yang terbentuk dari berbagai pengalaman serta interaksi atau komunikasi individu dengan individu lain.
Faktor Self Consept
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri
Dalam berbagai aspek maka Konsep Diri memiliki beberapa faktor yang berpengaruh, yakni, menurut beberapa pakar
Warren (1996) mengemukakan bahwa aspek-aspek konsep diri, yaitu :
a. Fisik
Merupakan aspek yang memberikan ukuran pandangan seseorang tentang kesehatan, penampilan, keterampilan fisik, dan seksualitas. individu yang ada lebih puas atau tidak puas daripada kebanyakan orang sehubungan dengan atribut fisiknya memungkinan untuk dapat mencari dan memanfaatkan informasi yang tepat tentang tubuhnya dan kesehatan dengan kenyamanan yang wajar.
b. Moral
Merupakan cerminan kepuasan masyarakat dengan perilaku individu. Hal ini terkait dengan rasa mampu mengendalikan impuls dan perilaku seseorang. Sangat mungkin bahwa dia merasa sulit untuk mengontrol perilakunya sendiri. Hal ini berguna untuk mengeksplorasi individu mengenai perasaan yang muncul dari kurangnya pengendalian intern, harapan yang terlalu tinggi, atau beberapa kombinasi dari.
c. Pribadi
Merupakan aspek yang memberikan ukuran rasa kecukupan diri, terpisah dari atribut fisiknya atau hubungan dengan orang lain. Hal ini mencerminkan tingkat penyesuaian diri. individu tidak akan terlalu sensitif terhadap pendapat dan perilaku orang lain. Individu akan merasa berharga seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Individu
akan nyaman dengan situasi yang melibatkan risiko psikologis dan tantangan seperti kebanyakan orang.
d. Keluarga
Merupakan indikasi tentang bagaimana individu melihat diri mereka dalam hubungannya dengan keluarga dan rekan dekat. Aspek keluarga menunjukkan bahwa individu yang memiliki konsep diri rendah biasanya merasa terasing dari keluarganya. individu mungkin tidak puas atau kecewa dalam hubungan keluarganya, dan biasanya merasa kurangnya dukungan atau pengasuhan dari orangtua. individu akan merasa tidak berharga atau dihargai sebagai anggota keluarga. Situasi ini sering disertai dengan penurunan perilaku atau kinerja di daerah lain, seperti sekolah atau bekerja.
e. Sosial
Merupakan pandangan mengenai dirinya sendiri dalam kaitannya dengan rekan-rekan, selain dari anggota keluarga dan teman dekat. Apabila individu tidak memiliki konsep diri yang baik maka akan merasa terisolasi dari teman-temannya. Individu akan mengalami kecanggungan sosial dalam beberapa situasi, menghindari mengambil risiko sosial dan mengalami kesulitan membentuk hubungan pribadi serta memiliki harapan yang agak realistis tentang bagaimana hubungan sosial harus terungkap.
f. Akademik / Kerja
konsep diri bagaimana orang melihat diri mereka dalam pengaturan kerja dan sekolah. Hal ini terkait erat dengan prestasi akademis. Individu yang memiliki konsep diri yang baik merasa dirinya memiliki kesulitan kinerja yang tidak biasa dan akan cukup bersedia menerima tugas dan tanggung jawab baru. Individu kemungkinan akan belajar dengan baik ketika tugas disajikan dalam langkah-langkah bertahap, dan dorongan dan pemodelan mungkin juga efektif.
Penelitian Veiga dan Leite (2016) mengungkapkan bahwa ada beberapa aspek- aspek yang membentuk konsep diri, yaitu :
a. Kecemasan (anxiety)
Merupakan kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh perasaan-perasaan subyektif seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem saraf pusat. Kecemasan juga sebagai kekuatan pengganggu utama yang menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang sehat. Kecemasan pernah dialami oleh hampir semua individu, hanya saja kadar dan tarafnya yang berbeda.
b. Penampilan fisik (Physical appearance)
Penampilan fisik merupakansegala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar dan sejauh mana individu memiliki penampilan yang menarik yang mudah diamati dan dinilai oleh individu lain. Penampilan fisik secara disadari atau tidak, dapat menimbulkan respon tertentu dari individu lain.
c. Perilaku (Behavior)
Merupakansebagai suatu aksi reaksi individu yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungannnya dan sejauhmana individu dapat bersosialisasi sesuai dengan norma-norma yang berada dalam lingkungannya.
d. Popularitas (Popularity)
Merupakan kemampuan individu dalam melakukan hubungan sosialnya, yaitu keberhasilan dalam membina hubungan dengan individu lainnya yang ditandai dengan penerimaan dan atau penolakan individu atau kelompok.
e. Kebahagiaan (Happiness)
Merupakan kondisi psikologi positif, yang ditandai oleh tingginya kepuasan terhadap masa lalu, tingginya tingkat emosi positif, dan rendahnya tingkat emosi negatif.
f. Pengetahuan (Intellectual)
Merupakanapa yang individu ketahui tentang dirinya seperti hal- hal yang menggambarkan dirinya, kelebihan atau kekurangan fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama, dan lain-lain.
Dari beberapa aspek yang dijelaskan maka dalam penelitian ini menggunakan aspek-aspek konsep diri dari Veiga dan Leite (2016) yang meliputi kecemasan (anxiety), penampilan fisik (physical appearance), perilaku (behavior), popularitas (popularity),kebahagiaan (happiness) dan pengetahuan (intellectual).
Komponen Konsep Diri
Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).
Citra Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).
Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
Teori konsep diri Johary Window
Johari Window merupakan teori yang dicetuskan dari pemikiran Joseph Luft dan Harry Ingham yang berprofesi sebagai psikolog berkebangsaan Amerika. Teori Jendela Johari ini membahas terkait konsep diri. Tidak hanya fokus pada perspektif diri sendiri, teori ini juga membahas perspektif orang lain. Joseph dan Harry membagi teori tersebut ke dalam 4 kuadran yang meliputi area terbuka, area buta, area tersembunyi, dan area tidak diketahui .
- Kawasan Terbuka
Kuadran yang pertama membahas tentang area terbuka yang meliputi hal-hal yang diketahui diri sendiri ( dikenal oleh diri sendiri ) dan orang lain ( dikenal oleh orang lain ). Contohnya adalah apa yang ingin kamu tunjukkan dan tampilkan kepada orang lain, seperti personal branding.
- Daerah Buta
Area buta yang terdapat pada kuadran kedua berisi tentang hal-hal yang tidak diketahui oleh diri sendiri ( tidak diketahui oleh diri sendiri ), namun diketahui oleh orang lain ( dikenal oleh orang lain ). Contohnya adalah kekurangan maupun kelebihan yang terkadang tidak disadari oleh diri sendiri, namun disadari oleh orang lain.
- Daerah Tersembunyi
Pada kuadran ketiga terdapat area tersembunyi yang berisi mengenai hal-hal yang diketahui diri sendiri ( diketahui oleh diri sendiri ), namun tidak diketahui orang lain ( tidak diketahui orang lain ). Contohnya informasi pribadi yang mendalam yang sengaja tidak dibagikan kepada orang lain.
- Daerah Tidak Diketahui
Terakhir, ada area yang tidak diketahui di kuadran empat. Area ini meliputi hal-hal yang tidak diketahui, baik oleh diri sendiri ( tidak diketahui oleh diri sendiri ) maupun orang lain ( tidak diketahui orang lain ). Sebagai contoh antara lain bakat dan potensi dari diri sendiri yang masih terpendam dan belum terasah.
Dengan mengetahui keempat kuadran dari Teori Jendela Johari, kita dapat lebih memahami konsep diri dan memaksimalkan potensi yang ada. Seperti bertanya kepada orang lain terkait hal-hal tentang diri sendiri yang belum kita ketahui sehingga kita dapat menyebarkan diri.
1 komentar